Wednesday 4 March 2009

Pembentukan Plak

Struktur dan komposisi dental plak
Dental plak dapat diklasifikasikan secara garis besar antara lain; plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva ditemukan pada atau diatas margin gingiva dan dimungkinkan juga kontak langsung dengan margin gingiva. Sedangkan plak subgingiva ditemukan dibawah margin gingiva, antara gigi dengan sulkus gingiva yang dialiri oleh cairan sulkus tersebut yang bersal dari sekresi sulkus tersebut.
Dental plak memilki kandungan utama mikroorganisme dan dimana 1 gram plak dapat mengandung sekitar 2 x 1011 jenis bakteri. Berdasarkan hasil estimasi lebih dari 325 jenis bakteri berbeda yang ditemukan pada plak. Dan secara potensial lebih dari 500 jenis bakteri yang diketahui berasal dari sampel rongga mulut. Mikroorganisme nonbakterial juga ditemukan pada plak seperti jenis Mikoplasma, ragi, protozoa dan virus. Mikroorganisme yang berasal dari matriks ekstraseluler juga mengandung sel-sel tubuh seperti sel epitel dan leukosit.
Diperkirakan 70-80% plak mengandung mikroba dan matriks ekstraseluler. Matriksintraseluler yang mengandung sekitar 20% massa plak, juga mengandung organic dan anorganic yang berasal dari saliva, cairan sulkus gingiva dan produk-produk bakteri. Kandungan organicnya seperti polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak. Pada umumnya karbohidrat di produksi oleh bakteri sebagai dextran; ada juga beberapa levan dan galaktosa. Pada prinsipnya komponen anorganicnya seperti kalsium, posphor, magnesium, sodium, potasium, dan fluoride. Garam ornagic yang dikandung sangat besar terdapat pada permukaan lidah dan dibawah insisivus. Ion kalsium melakukan merupakan perantara ikatan antara baktri yang satu dengan bakteri yang lain dengan pelikel. Komponen Bahan organic dan anorganic terbesar dihasilkan oleh saliva yang juga berperan dalam meningkatkan kandungan mineral, massa plak ini dapat terkalsifikasi menjadi kalkulus.

Pembentukan Plak
Tahap Pembentukan plak Supragingiva antara lain:
Pembentukan Pelikel
Kolonisasi awal
Kolonisasi sekunder dan maturasi plak

Pembentukan pelikel
Beberapa saat setelah pembersihan gigi terbentuk lapisan tipis dari protein saliva, sebagian besar glikoprotein, disimpan pada permukaan gigi (baik itu pada restorasi dan gigi tiruan). Lapisan ini, disebut pelikel saliva acquired, yang tipis (0,5 μm), lembut, tidak berwarna dan transparan. Melekat pada permukaan gigi dan dapat dihilangkan hanya dengan gesekan ringan. Terdapat elektrostatik antara hidroxiapati dan komponen saliva seperti glikoprotein. Pada awal pembentukan pelikel masih terbebas dari bakteri.
Perbedaan kandungan yang lebih spesifik dari pelikel pada permukaan yang berbeda dan
penelitian menyatakan pelikel muda yang terdapat pada enamel (2 jam) menunjukkan adanya kandungan asam amino yang berbeda dengan asam amino yang terdapat pada saliva. Hal ini merupakan suatu indikator bahwa pembentukan pelikel bersal dari penyerapan selektif makromolekul saliva.
Pelikel saliva berfungsi sebagai pelindung. Pada awalnya, glikoprotein saliva dan calsium saliva dan ion phospat diserap pada permukaan enamel dimana proses ini merupakan kompensasi dari hilangnya gigi oleh atrisi dan erosi. Pelikel juga membatasi difusi dari produk asam dari hasil pemecahan glukosa. Pelikel ini juga mampu mengikat ion organk yang lain seperti fluoride yang dapat meningkatkan remineralisasi. Pelikel juga mengandung antibakteri antara lain Ig G, Ig A, Ig M, komplemen dan lisosim.
Dental pelikel terbentuk pada permukaan yang juga menyediakan substrat yang mendukung akumulasi bakteri pada bentukan plak. Fungsi yang tepat dari beberapa komponen individu dari saliva pada pembentukan plak tidak begitu jelas dan jumlah potensial dari hasil pengitungan antara 80 atau lebih dari komponen saliva dan 500 atau lebih jenis bakteri yang berada pada rongga mulut yang sanagt luas. Dapat dipercaya bahwa beberapa komponen dari saliva membantu pembentukan plak yaitu keterlibatan aglutinin bakteri atau oleh karena aksi dari substrat nutrisi, sementara kelompok mikroba yang lain berikatan dengan permukaan gigi.
Berbagai macam bentuk interaksi bakteri dengan saliva antara lain:
Bakteri dapat mengikat reseptor yang berada pada pelikel melalui perlekatan. Meskipun, pada komponen yang sama terbebas dari saliva juga mengikat bakteri dan menghalangi pengikatannya dengan gigi dan membersihkannya dari rongga mulut.
Komponen saliva juga berinteraksi dengan bakteri melalui berbagai macam pengikatan yang menyebabkan aglutinasi yang mampu meningkatkan kemampuannya dalam membersihkan rongga mulut. Jalan terkecil dari agregasi bakteri mungkin berikatan dengan gigi.
Beberapa komponen saliva toksik terhadap bakteri dan mampu melisiskan membran sel bakteri tersebut.
Komponen saliva juga berperan sebagai penyedia sumber nutrisi dari bakteri.

Kolonosasi awal
Sanagat cepat, hanya membutuhkan waktu beberapa menit, setelah itu pelikel langsung terdeposit oleh populasi bakteri. Bakteri dapat terdeposit secara langsung pada enamel tetapi selalu terjadi perlekatan dengan pelikel dan agregasi bakteri juga dilapisi oleh glikoprotein saliva. Pada orang primitif dimana dietnya yang alami dari makan yang keras dan berserat pada permukaan oklusal dan area kontak dari subjek cukup mengenai seluruh permukaan sehingga deposit bakteri sangat minimal. Ketika dietnya lunak gigi yang digunakan hanya terkena sedikit atau tidak sama sekali dan mendorong terjadinya deposit dari bakteri. Akumulasi terbesar pada sisi yang tersembunyi pada bagian yang tidak terkena gesekan dan pergerakan dari lidah. Pada regio interdental yang berada dibawah daerah kontak merupakan sisi yang memiliki ketebalan plak terbesar.
Pada beberapa jam pertama jenis Streptokokkus dan sedikit perlekatan dari Actinomyces pada pelikel yang merupakan awal dari kolonisasi. Selama jam pertama pada beberapa hari terjadi pertumbuhan dari populasi bakteri dan menyebar keluar dari permukaan gigi dimana dibawah pemeriksaan mikroskop elektron terlihat bentukan organisme tersebut seperti skyscrapers, pada satu lapisan yang terbaik dari permukaan gigi tersebut. Terdapat kolom pararel dari bakteri yang dipisahkan oleh ruang sempit dan proses pertumbuhan plak tersebut merupakan deposisi dari jenis baru dalam bentuk ruang. Terdapat deposit jenis baru yang melekat merupakan perintis bakteri yang menggunakan molekul spesifik dan mekanismenya. Pada awal ini, jenis bakteri yang baru dari saliva atau sekitar membran mukosa yang muncul pada bakterei secara alami dari permukaan gigi dan perlekatan oleh interaksi dengan kesiapan perlekatan bakteri plak. Hubungan ini diketahui sebagai coagregasi intergenerik dan merupakanperantara terhadap perlekatan spesifik dari protein dimana terjadi antara sel-sek tersebut.
Pembentukan plak supragingiva juga dipelopori oleh bakteri dengan kemampuannya membentuk polisakarida ekstraseluler yang diikuti dengan berikatan pada gigi dan yang lainnya termasuk pada Streptokokkus mitior, S. Sanguis, Actinomyces dan A. Naeslundi.
Dua tahap pembentukan plak ini membutuhkan waktu dalam 2 hari. Pertumbuhan plak disebabkan karena ikatan multi[likasi internal dan deposisi pada permukaan gigi. Meskipun, multiplikasi internal sangat lambat samapai plak menjadi matur.

Kolonisasi sekunder dan maturasi plak
Kolonisasi sekunder ini memasukkan plak pada bagian belakang bentukan dari plak utama dan mengambil keuntungan dari perubahan lingkungan yang terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan metabolisme plak utama. Pertama-tama, pda proses ini, terdapat sisa ruang intersisial dibentuk oleh interaksi bakteri seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu dengan gram negatif kokus seperti jenis Neisseria dan Veilonella. Kedua, setelah 4-7 hari sebagai tanda pembentukan plak yaitu adanya inflamasi gingiva yang terus berkembang. Selama proses ini kondisi lingkungan akan berubah secara bertahap sehingga menyebabkan perubahan selektif yang lebih jauh. Hal ini termasuk pembukaan sulkus gingiva yang merupakan bagian dari pertumbuhan bakteri yang lebih dalam ditandai dengan aliran cairan dari sulkus gingiva. Ini merupakan hasil penyediaan nutrisi dari serum yang lebih dalam. Hal ini memungkinkan bakteri lain yang memilki kebutuhan metabolisme berbeda untuk masuk kedalam plak dan ini termasuk gram negatif rods seperti jenis Prevotella, Porphyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan Bacteroides. Setelah 7-14 hari kompleksibilitas dari plak semakin meningkat lebih jauh dengan adanya gambaranbakteri motil seperti Spirocaeta dan vibros. Interaksi bakteri yang lebih jauh mengakibatkan perbedaan jumlah dan jenisnya. Pada kolonisasi sekunder ini juga bentuk dari beberapa kelompok bakteri yang berasal dari plak subgingiva pada pembentukan selanjutnya.
Jadi, sebuah mikroflora yang didirikan dengan adanya sebuah keseimbangan dari organisme atau ekosistem mikroba pada permukaan gigi. Plak yang matur merupakan kumpulanyang penuh dengan segudang jenis bakteri indigenous dan ini membuat kesulitan jenis bakteri exogenous untuk berkolonisasi. Jadi dental plak, seperti flora indigenous pada kulit, rongga mulut dan membran mukosa lainnya dan yang terdapat dalam usus, yang sangat protektif dalam pencegahan masuknya spesies patogen.
Moore et al. (1982) memilki hubungan 166 jenis bakteri yang berbeda berasal dari plak supragingiva.
Menariknya penelitian ini dari 150 anak dengan umur 8-11 tahun menunjukkan adanya mikroorganisme patogen termasuk Porphyromonas gingivalis, Pro0vetella intermedia dan provetella nigrecens didalam rongga mulut mereka. Juga ditemukan dua dari tiga yang diisolasi terdapat subjek gen pembawa erm (F), erythromycin-resisten dantet, tetracycline-resisten.
Pada klinis tingkat dental plak sangat lunak, lapisan yang tidak terkalsifikasi merypakan tempat akumulasi bakteri dan perlekatan gigi dengan objek yang lain seperti restorasi, gigi tiruan, dan kalkulus. Pada lapisan tipis inihampir terlihat dan dapat diperlihatkan hanya dengan menggunakn disclosing sgent. Lapisan ini terlihat adanya deposit warna kekuningan atau abu-abu yang tidak dapat dihilangkang hanya dengan berkumur atau dengan irigasi tetapi dengan menggunakan sikat gigi. Hal semacam ini sering ditemukan pada permukaan organ pengunyahan dari bagian yang tidak bergigi sampai pada bagian yang bergigi, ketika pembentukan deposit terjadi.

Deposit plak dan Intake makanan
Plak akan terbentuk pada pasien dan makanan binatang yang berasal dari saluran perut, meskipun jumlahnya terbatas. Terdapat beberapa perdebatan mengenai frekuensi dari makanan atau jumlah makanan yang dimakan mempengaruhi jumlah deposit plak. Meskipun bakteri plak menggunakan nutrisi yang dapat didifusikan secara mudah ke dalam bentuk plak sepertilarutan gula, sukrosa, fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa. Mungkin juga karbohidrat yang dapat menjadi substrat dari bakteri.
Dextran merupakan bagian terpenting dari produksi bakteri ekstraseluler karena berhubungan dengan kemampuan larutnya dan perlekatannya terhadap plak. Hal ini dapat diproduksi dari sukrosa pada diet dan pengaruhnya terhadap deposisi plak dan metabolismenya.
Plak lebih mudah terbentuk pada saat tidur dibandingkan pada saat makan karena adanya aksi mekanikal selama proses makan ditambah rangsangan aliran saliva yang dapat mengurangi deposisi dari plak. Makanan yang keras, kasar dan berserat dapat mengurangi pembentukan plak dan faktor ini digunakan dalam penelitian produksi dari plak. Gingivitis pada anjing dapat disebabkan oleh makanan yang lunak dan dimakan dalam waktu yang pendek selama 4 hari.
Meskipun masih terdapat perbedaan mengenai keuntungan pembersihan dengan mengunakan buah apel, seledri dan wortel, lebih baik dibandingkan dengan hidangan yang biasa disajikan. Keikutsertaan pengunyahan vigorous yang merupakan prodksi alami dari gigi yang mengenai seluruh permukaan oklusal dan interproksimal dimana terdapat deposit yang sangat sedikit.

Materi Alba
Berwarna kekuningan atau putih, lunak, merupakan deposit yang diabaikan dalam rongga mulut. Kandunganny adalah suatu massa dengan mikroorganisme, sel epitel yang terdeskuamasi, sisa makanan, leukosit ditambah deposit dari saliva. Strukturnya mirip tetapi tidak seperti plak dan dapat dengan mudah dihilangkan hanya dengan menggunakan semprotan air.

3 comments:

  1. ada gak ya cara ngendaliin plaque? biar qt g perlu sikat gigi (hemat waktu sekitar 5 menitan), cuman kumur2 aza

    ReplyDelete
  2. Pada prinsipnya plak itu Deposit Lunak yg menempel pada permukaan gigi...
    jika sdh mengalami Mineralisasi maka sulit dihilangkan jika hanya dengan berkumur so dibutuhkan proses mekanis yaitu dgn cara menyikat gigi...
    sedangkan Berkumur hanya dapt menghilangkan plak yg belum mengalmi mineralisasi jdinya tidak maksimal.....

    ReplyDelete
  3. Buat mz Gusti...Untuk menjaga rongga mulut tetap dalam keadaan baik, yg paling prinsip adalah menghilangkan faktor2 yg dapat menunjang terjadi penyakit...setelah smua itu dapat kita hindari mka dengan sendirinya semua penyakit infeksi yg dapat menganggu kesehatan rongga mulut dapat terminimalisir dgn sendirinya... tpi jika anda tetap untuk dalam kebiasaan anda mka yg terpenting adalah memotong siklus yg dapat menyebabkan terjadinya infeksi atau penyakit....cara paling simple n paling gampang menjga Oral Higiens yang bru diketahui seperti yg sdh saya jelaskan sebelumnya....trimaksih....

    ReplyDelete