Wednesday 4 March 2009

Prevalensi Enterobiasis pada Anak Panti Asuhan YA. BAPENATIM Gebang Jember

Randy Jufril.L, 041610101021: 2008:  Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember.

Enterobiasis atau oxyuriasis adalah penyakit akibat infeksi cacing Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis. Disebut pula sebagai pinworm infection, atau di Indonesia dikenal sebagai infeksi cacing kremi (Noer, 1996). Penyakit ini identik dengan anak-anak, meski tak jarang orang dewasa juga terinfeksi. Prevalensi kecacingan di Indonesia, menurut Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasit Indonesa (P4I), tahun 1992 untuk cacing gelang 70 – 90%, cacing cambuk 80 – 95% dan cacing tambang 30 – 59%. Sedangkan dari data departemen kesehatan (1997) menyebutkan, prevalensi anak usia SD 60 – 80% dan dewasa 40 – 60%. Dari satu penelitian pada anak-anak USA dan Kanada, sebanyak 30-80% anak sekolah di daerah tersebut terinfeksi E. vermicularis, sementara di Jakarta Timur dari 85 anak usia 5-9 tahun terdapat 46 anak (54,1%) terinfeksi E. vermicularis. Pola hidup yang mengesampingkan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan akan menjadi salah satu faktor utama yang meningkatkan terjadinya Enterobiasis dilingkungan panti asuhan YA. BAPENATIM Gebang Jember. Selain itu, frekuensi kontak person yang lebih tinggi merupakan salah satu faktor predisposisi peningkatan prevalensi E. vermicularis.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kepadatan telur E. vermicularis, prevalensi Enterobiasis, serta prevalensi Enterobiasis berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikannya, pada anak panti asuhan YA. BAPENATIM Gebang Jember. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Ingin mengetahui kepadatan telur E. vermicularis, dan mengetahui prevalensi Enterobiasis, serta mengetahui prevalensi Enterobiasis berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikannya, pada anak panti asuhan YA. BAPENATIM Gebang Jember.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian diskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan di panti asuhan YA. BAPENATIM Gebang Jember, sedangkan pemeriksaan laboratorium dilakukan di laboratorium parasitologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas jember. Penelitian ini dilakukan pada tanggal April 2008. Dengan metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling, yang kemudian diperoleh populasi penelitian dari anak asuh yang tinggal di dalam panti asuhan sebanyak 42 anak asuh yang terdiri dari 25 laki-laki dan 17 perempuan.

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran tentang kondisi panti asuhan yang ada di Jember, sehingga dapat dilakukan tindakan preventif dan kuratif terhadap penyakit Enterobiasis. Subjek penelitian yang diambil adalah seluruh anak asuh pada panti asuhan YA. BAPENATIM Gebang Jember, sebanyak 42 anak asuh yang terdiri dari 25 laki-laki dan 17 perempuan. Dengan kelompok pendidikan yang terdiri dari Taman Kanak-kanak (TK) berjumlah 2 anak, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 18 anak, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 10 anak dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 12 anak. Dari hasil pengamatan, ditemukan E.vermicularis, dengan jumlah rata-rata7, 52 telur per lpb. Dimana, 19 anak mengandung telur E.vermicularis, dengan prevalensi sebesar 45,24% dari seluruh populasi. Pada anak laki-laki diperoleh prevalensi sebesar 73,68%, sedangkan pada anak perempuan sebesar 26,31%. Tingkat Taman Kanak-kanak sebesar 100% dari 2 anak dan Sekolah Dasar sebesar 50% dari 18 anak yang dilakukan pemeriksaan. Pendidikan Sekolah Menegah Pertama dan Sekolah Menengah Atas juga menunjukkan prevalensi sebesar 40% dan 33,3% dari 22 anak yang dilakukan pemeriksaan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka disimpulkan bahwa ditemukan telur E.vermicularis dengan rata-rata kepadatan telur perlapangan pandang sebesar 7,53 telur, prevalensi E.vermicularis pada anak panti asuhan pada anak panti asuhan YA. BAPENATIM Gebang Jember sebesar 45,24% dan prevalensi E.vermicularis berdasarkan jenis kelamin pada anak laki-laki sebesar 73,68% dan anak perempuan sebesar 26,31%. Sedangkan pada tingkat pendidikan TK sebesar 100%, SD 50%, SMP 40% dan SMA sebesar 33,3%. Dengan demikian perlunya dilakukan tindakan Kuratif dan Preventif untuk mencegah terjadinya peningkatan prevalensi yang terus- menerus pada anak panti asuhan YA. BAPENATIM Gebang Jember.

No comments:

Post a Comment